Home
Posts filed under Cerpen Cinta
You Are My Angel
Tahun demi tahun telah
kulalui. Musim demi musim telah kulewati.
Tapi aku masih tetap belum bisa melupakan dirimu. Hingga suatu tragedi yang membuatku hampir
putus asa.
Saat aku tau selama ini
ternyata kau sedang terbaring lemas di atas ranjang putih dengan alat bantu
pernafasan yang menempel pada hidung indahmu. Aku sangat terpukul dengan
keadaan ini. Betapa bodohnya diriku hingga tak tahu keadaanmu saat ini.
“Haii, La ? Selamat
Pagi. Kutaruh bunga kesukaanmu ke vas bunga kenangan kita.”
Setiap Hari aku datang
ke Rumah Sakit dan selalu membawakan bunga kesukaanya.
Walau kutahu dia takkan
pernah tau akan kehadiranku setiap hari.
Aku selalu Berharap dia
terbangun dari tidur indahnya.
Read more
Bayanganmu
“Hatiku seakan mati karenamu. Seakan-akan tak ada
yang lain dalam hidupku. Hanya dirimu seorang dan hanya kamu.”
Sedikit aku mengingat kata-kata itu dari benakku, sembariku teruskan
langkahku menuju kehidupan baruku. Kehidupan yang tidak aku mengerti sebelumnya.
Kehidupan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.
Namaku Stella,ya begitulah teman-temanku memanggilku. Bagiku cinta hanya
sebatas mengagumi,tak lebih. Karena bagiku “sayang”lah yang lebih tepat untuk
mengekpresikan sesuatu hubungan.
Read more
Saat pertama aku mengenalmu aku takut menjadi sayang
kepadamu. Karena aku pernah menyerah karena waktu selalu mengecewakanku.
Mungkin karena perjalanan hati yang jauh dan berliku.Seperti melodi musik yang
mengenyahkan kesunyian, kurumuskan satu
rasa yang diam-diam menyelinap ke dalam hati. Tentang perasaan yang selalu
bersemi untuk dia yang cinta dewasaku.
Aku gak tau apa maksudnya. He’s always
save me when i feel hurt. Dan itu selalu tidak berubah dari awal aku bertemu
dia. Dan emang dia cinta pertamaku setelah lulus SMA dan orang pertama yang
memberiku rasa yang susa aku lupakan.
Read more
Aku pikir semuanya akan berakhir indah. Tapi aku salah. Aku
terlalu bernafsu mendahului keputusan Tuhan.
“Aaaaaa!” aku berusaha mengeluarkan semua beban di hati ini.
Aku menghela napas panjang. Aku terdiam sesaat. Aku masih tidak mengerti kenapa
semuanya terjadi di luar dugaan dan parahnya semua berakhir dengan begitu
menyedihkan. Aku mengambil beberapa buah batu yang ada di sekitarku kemudian
melemparkannya ke kolam satu demi satu.
“Buat lo yang udah khianatin gue!” “PLUK!” batu pertama aku lempar dengan
sekuat tenaga.
“Buat lo yang udah bikin orangtua gue kecewa!” “PLUK!” begitu juga dengan batu
kedua aku lempar dengan sekuat tenaga.
Read more
Begining Accident
Sang pagi mulai menampakkan keramahannya, "WHAT THE ...?!"
karena teriakanku seisi kelas menatap dengan pandangan kesal. sebagian mendekat
karena penasaran. untung Dosen tak menggrubis teriakanku.
"Apaan,yan ? masih pagi udah kumat aja lo!" Cibir Eny,Cewek
terpintar di kelasku.
"Lupa Absen ke belakang mungkin!" cetus Rahel asal. Ketua
kelas yang menyebalkannya tidak tertandingi. Kupeletkan lidah padanya agar
puas. Cewek itu tahu semua kebiasaanku. Entah sejak kapan ia menjadi Stalker
setia seorang Uyan Saputra. Ini masih menjadi sebuah misteri!!!
"WOY..,Kucreet!" Tepukan Farel di pundakku membuat lamunanku
Buyar. "Ngelamu Aja lo! iler lo tuh
tampung dulu,"
Read more
BEGINING
Hari ini hujan turun dengan derasnya, seolah olah aku tak di perbolehkan
tuk pergi dari tempat ini. di tempat ini
hanya ada aku, wanita yang duduk di bangku paling ujung dan petugas Halte. entah
kenapa aku mulai mencuri pandang terhadap wanita yang duduk di bangku itu.
setelah beberapa lama kuamati ternyata
wanita itu masih seumuranku dan yang lebih mengejutkan lagi wanita itu basah
kuyup dan kedinginan. lalu aku bergegas menuju wanita itu dan menawarkan
jaketku untuk ia gunakan.
"permisi mbak., keliatannya mbak basah kuyup dan kedinginan ?"
ucapku membuka pembicaraan.
Read more
MY STORY
part 2
"Pendekatan"
Tak terasa waktu berjalan dengan sangat
cepatnya. telah 5 tahun sudah aku tinggal di Ibu kota. Di kota ini segala yang
aku butuhkan telah terpenuhi dari rumah,mobil dan yang lainnya. Selama 5 tahun itu aku belum pernah pulang ke
rumah Orang Tuaku di Yogyakarta. aku hanya bisa berhubungan lewat Telepon
ataupun Internet, memang Pekerjaan yang memaksaku untuk tidak pulang.
Setelah aku mengajukan libur 2 minggu ke
atasanku, akhirnya aku diberikan libur selama 2 minggu untuk pulang ke kampung
halamanku.
setelah memesan tiket pesawat tujuan
Yogyakarta aku mengajak Winni untuk menemaniku pulang ke Jogja. Awalnya Winni
menolak tapi dengan 1001 ajakan mautku akhirnya Winni mau ikut juga menemaniku.
-- ---- ---- ---- ---- ----- ---
Read more
My Story
part 1
"Perkenalan"
Memang hidup di kota
Besar sangat berat dan menyakitkan, Terutama hidup di ibu kota dimana para
Urban mencari kehidupan yang lebih layak.
Di Kota inilah aku mendapatkan apa itu arti cinta dan pengorbanan dan
dimana aku memulai hidup dari seorang lulusan sarjana Teknologi dari kota
asalku Yogyakarta.
Di kota ini aku tinggal
di daerah pinggiran pasar Minggu, Walaupun aku mempunyai saudara yang bekerja
menjadi pejabat di gedung dewan pusat tapi mereka tak tahu kalau aku merantau ke kotanya. Dari kecil aku
dididik orang tuaku untuk mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada orang
lain.
Read more
CINTA LAMA
10 tahun yang lalu dimana aku berkenalan dengan dia. Di tempat inilah di
ruangan inilah dan tepat di meja ini aku mulai mengenal dia. Dialah cinta
pertamaku hingga saat ini. Dia gadis
yang bagiku sangat istimewa dari gadis gadis yang lain yang aku kenal. Sejenak
aku mulai masuk kedalam ingatan masa laluku.
"haii kak., Tolong bisa ambilkan pulpen di bawah meja kakak ?"
mengagetkanku.
Read more
Blood on Valentine’s Day
The rain poured out unceasingly, thunders filled the atmosphere and lightning lit up the skies. The street looked empty, few passing cars broke the silent darkness. On the distance, traffic lights blinked dimly unable to cope with the falling rain. Water splashed over the sidewalk each time tires ran over the traffic lights; none of the drivers obeyed the red ray. In a bad weather like that, all lights meant the same “Drive through”. No rules, just common sense.
The small town looked like a death pond, filled with engulfing and raging water, which sooner or later sunk to its bottom. Lights were off by the bad weather; a giant tree collapsed and befell electric cables. Darkness covered the place as if the buildings started to fade away.
Inside a small apartment room, agent Bryan was staring at his glass windows. He watched the sliding water on his windows with great interest. “Water goes to the lower places, that is a natural law” said He “however, nowadays technology makes water able to refute its law.” He wondered how man could change natural laws, and even violated rules for their own purposes. I started to like the idea “Rules are made to be violated.” He talked to himself.
Read more
Dari Diary Tentang Aku, Kamu dan Kenangan Kita
Ingat pertama kali ku menyukaimu, disaat aku baru masuk SMA, ini mungkin kelihatannya hampir sama dengan cerita di film yg sering ku tonton “a little thing called love”… Tapi hanya mirip sedikit. Karena yang terjadi di antara aku dan juga kamu bukan sebuah film atau alur cerita yang sengaja dibuat sedemikian rupa. Yang terjadi di antara adalah destiny.
Di memoryku, masih tersimpan rasa-rasa itu dan semua peristiwa yang pernah terjadi. Entahlah bagimu?
Aku ingat, waktu itu hari ketiga mos. Mungkin di hari pertama dan kedua kita belum bertemu. Tapi di hari ketiga, saat penutupan. Ada tugas kami para siswa baru untuk meminta tanda tangan kepada senior. Dan disitulah aku pertama kali melihat kamu. Hmm… Melihat senyum mu aku jadi deg-degan sendiri. Padahal ku tahu senyuman itu bukan untuk ku tapi untuk semua orang. Tak apalah yang penting tanda tangan mu udah dapat. Hanya itu saja yang ada di fikiranku setelah itu.
Read more
Dia Cinta Pertamaku
Pertama kali aku jatuh cinta dulu waktu umur 10 tahun. Waktu itu rasanya masih terlalu cepat untuk anak seumuranku mengenal cinta. Pada umur 10 tahun itu pula, aku pertama kali mengenal kata pacaran. Sebut saja dia cinta pertama sekaligus pacar pertama untukku. Karena namanya anak-anak, pacarannya juga seolah main-main dan kekanak-kanakan. Tapi perasaan itu seakan masih membekas sampai sekarang. Kenangan kebersamaannya juga seakan masih teringat jelas. Aku pikir itu bukan cinta biasa.
Read more
Sepucuk Surat Masa Lalu
Sebuah kamar yang penuh kenangan sangat sayang rasanya bila di tinggalkan begitu saja. Apalagi jika di dalamnya terdapat barang-barang yang memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi hidup kita. Seolah menghiraukan keringat yang telah membasahi tubuhnya dengan sigap Andi terus merapikan barang-barang yang berada di kamarnya. Satu persatu benda-benda itu di pisahkannya. Satu persatu ia tumpuk buku-buku sekolahnya yang telah usang itu. Satu persatu ia bongkar benda-benda di dalam kotak untuk dia masukkan ke dalam kotak yang baru. Senyum di wajahnya terus mengiringinya saat ia mulai membersihkan koleksi mainan miliiknya dulu, seolah-olah ia sedang bernostalgia dengan masa lalu.
Read more
Haruskah Aku Menunggu?
Aku berjalan ke arah barat, menuju gedung besar yang merupakan perpustakaan di kampus itu. Dengan fasilitas yang dilengkapi dengan internet itu. Lalu kumasuki ruangan itu, aku langsung menuju lantai dua untuk menyelesaikan tugasku yang begitu menumpuk. Kepalaku terasa berat. Tidak mudah memang menjadi seorang mahasiswa dengan jurusanku ini. Teknik Informatika. Ingin mengikuti jejak si pakar Bill Gates. Hmm… Sungguh mengagumkan.
Aku masih memandangi kode-kode aneh yang ada di buku itu. Sesuatu yang aneh, tapi sangat menakjubkan. Tetapi juga kadang otakku buntu karena kode-kode itu.
Selesai tugasku ku kerjakan, aku lalu beranjak menuju fakultasku. Waktu yang menunjukkan pukul 11.45 itu membuatku dengan cepat melangkahkan kakiku. Ingin segera kuselesaikan Asistensi laporanku yang kubuat dengan penuh perjuangan dan kerja keras, sampai-sampai terkadang aku tidak tidur semalaman.
Read more
Dahulu aku paling benci kalau melihatmu pergi meninggalkanku di persimpangan sore itu. Aku selalu hanya bisa melihat punggungmu dan pinggul ramping dengan rambut hitam lurus menutupi seluruh pundak dan punggungmu.
Tapi sore ini aku akan berusaha keras untuk bisa menatap matamu. Dan memberikan senyuman. Atau hanya sebuah sapaan sekilas. Hai, meskipun hanya sesingkat itu.
Read more
Awalnya aku tak mempunyai teman satupun, aku tidak bisa
seperti teman temanku semua karena aku,,,,, aku mirip seperti monster. Tapi
bayanganku tak seperti ku pikirkan, salah satu temanku mengajakku untuk bermain
bersama. Ia bernama Jintan.
“menwa ayo ikut dengan kelompok kami. ?” ajak jintan
kepadaku
Kubalas dengan anggukkan yg disertai senyuman bahagia.
“hey Menwa.,.,”
Hey Menwa..,”
“hey menwa..,
Sapaan dari teman jitan yang bernama Ichira,jintan,dan
oppong.
Read more
Kutatap jam dinding yang
menunjukkan pukul 2 malam. Aku masih belum tertidur karena masih dihadapkan
dengan tugas tugas matematika yang belum kuselesaikan. Aku menemukan 3 soal
matematika mengenai aljabar yang belum kuselesaikan. Tinggal 3 soal ini yang
belum kuselesaikan. Semua rumus telah kucoba, angka angka memenuhi 10 lembar
hitungan yang telah kupakai sebagai hitungan telah kujadikan bola kertas. Dan
aku masih belum bisa menemukan jawaban dari soal tugas matematika ini.
Yah, aku sekarang duduk di kelas 2 SMA jurusan IPA, setiap
hariku kusibukkan dengan mengerjakan
Read more
2 Februari 2007
Kala itu siang yang cerah
Langit terlihat biru
Tidak, bukan mendung
Kala itu siang terlihat menawan
Dipenuhi awan putih berlarian
Tidak, bukan hujan
Kala itu, aku tersenyum
Menatap masa depan
Tidak, bukan menyesal
Kala itu ingin ku habiskan waktu
Read more
Kau acuhkan ku, kau diamkan aku, kau
tinggalkan aku, lumpuhkan lah ingatanku hapuskan tentang dia, hapuskan memoriku
tentangnya, hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia, ku ingin ku lupakannya
Terdengar suara dari dalam kamar seorang gadis, gadis itu menyetel salah satu
lagu dari band geisha sambil duduk di tepi jendela di kamarnya gadis itu
menangis mengenang masa lalunya. Pikirannya menerawang kebeberapa minggu yang
lalu saat orang yang dia sayang menyakitinya.
Read more